Kamis, 26 November 2009




Lima Tips Untuk Menjadikan Anda People-Oriented Manager

Tipe Manager seperti apakah Anda? Apakah Anda tipe "Result-Oriented" yang hanya mau tahu hasil akhir saja ( tipe pemimpin yang "mau tau beres aja"), tanpa mau terlibat dalam proses pengerjaannya? Atau Anda tipe Manager ingin melihat anak buah berhasil?


Apakah Anda tipe Manager yang secara tulus senang melihat keterampilan dan prestasi anak buah meningkat ? Atau sebaliknya atau tipe yang "senang buaanget" kalau melihat anak buah gagal & tidak mampu melakukan tugasnya, dan kemudian Anda tampil seperti "Rambo" yang mampu menyelesaikan segala-galanya sendiri? ( Seolah-olah hanya Andalah yang mampu, yang lain "payah" )

Mengapa di dalam dunia kerja yang nyata banyak Manager yang senang orang lain "kelihatan bodoh" dalam menjalankan tugasnya? Mengapa banyak pemimpin yang tidak mau melatih anak buah supaya terampil kerjakan tugasnya? Mengapa banyak Manager yang lebih "rela" melihat anak buahnya "payah", ketimbang harus melatih anak buah?

Jawabnya hanya satu, yaitu banyak pemimpin tingkat Supervisor & Manager yang memiliki paradigma peninggalan jaman feodal "Kalau anak buah saya pintar, nanti posisi saya terancam. Jadi lebih baik saya biarkan "bodoh" saja"

Paradigma salah seperti ini banyak berlaku didalam dunia kerja nyata. Dan akibatnya, perusahaan hanya memiliki beberapa "Jenderal"( Manager ) yang pandai, tetapi mempunyai banyak prajurit ( level staff ) yang kurang trampil. Kondisi seperti ini, diibaratkan perusahaan sedang memelihara "BOM WAKTU", apabila suatu saat Manager tersebut keluar dari perusahaan, yang tertinggal adalah armada karyawan yang kurang terampil dengan produktivitas rendah.

Bagaimana caranya membuat Anda menjadi Manager yang "people-oriented?" Manager yang peduli dengan "manusia", yang lebih manusiawi, yang lebih mementingkan kemajuan prestasi setiap individu dibawahnya, yang lebih menaruh perhatian terhadap pengembangan SDM, dan yang lebih menaruh perhatian pada kesuksesan anak buah (dalam kerjakan tugasnya )?

Beberapa tips praktis menjadikan Anda People-Oriented-Manager :

1. Beritahu anggota team Anda, bahwa Anda dan mereka , saling membutuhkan, dan setiap anggota team adalah penting buat Anda.
Keinginan manusia yang paling besar adalah kebutuhan untuk "diakui dan dibutuhkan" oleh orang lain.
Tips untuk melakukannya :
- Kumpulkan team Anda, dan katakan secara eksplisit hal tersebut
- Lakukan secara regular (misalnya 1 bulan 1 kali ) untuk mengingatkan hal tersebut.
- Tunjukan dalam action Anda, bahwa Anda memang serius dengan perkataan Anda, caranya, misalnya dengan sering memancing ide atau usulan dari team Anda tentang cara-cara melakukan suatu penugasan. Walaupun sebenarnya Anda sudah tahu jawabannya, jangan terlalu "royal" mengeluarkan ide Anda. Beri ruang untuk anak buah untuk menunjukkan bahwa mereka juga memiliki ide dan bisa berguna untuk team.

Tunjukan pada mereka, dalam hal tertentu, mereka lebih hebat dari pada Anda .
Ijinkan orang lain merasa nyaman, merasa "ada harganya", merasa saling membutuhkan.
Misalnya, Anda secara pribadi mengatakan : "Wah, ketelitian kamu memang luar biasa, saya saja tidak bisa seteliti kamu lho"
Tips :
- Katakan hal ini secara personal, jangan secara kolektif .
- Jangan lakukan hal ini terlalu sering.
- Dalam hal tertentu, Anda harus tetap tunjukan bahwa sebagai atasan, Anda memiliki kompetensi diatas rata-rata mereka ( supaya tidak dicap "bodoh" oleh bawahan ).

3. Berikan penugasan pada orang yang tepat

Ada Manager tertentu yang sengaja memberikan tugas kepada anak buah yang memang tidak memiliki kompetensi untuk jalankan tugasnya. Tujuannya, selain agar ia "happy" melihat orang lain terlihat gagal, ia juga sedang "pamer diri" bahwa sesungguhnya si Manager lebih superior. Pastikan, sebelum pendelegasian, anak buah Anda memahami "goal" dari penugasan dan ia memiliki skill yang dibutuhkan. Apabila ia kurang terampil, ini adalah kesempatan untuk menginvestasikan pengaruh Anda kepada anak buah dengan cara melatih dia.
Tips sebelum penugasan :
1. Pastikan anak buah sudah memahami tugasnya dengan benar. Caranya : suruh ia ulangi penjelasan Anda secara lengkap.
2. Sempatkan jadwal singkat untuk melatih ketrampilan tehnis yang anak buah butuhkan untuk selesaikan tugas-tugasnya.
Ingat, jika Anda tidak mau jadi "Rambo", dalam setiap penugasan, pastikan Anda lakukan 2 hal diatas.

4. Bangun "Keterbukaan" dalam Komunikasi
Manager tipe "result oriented" biasanya sangat tidak "people-oriented". Bagi mereka, komunikasi adalah sesuatu yang bertele-tele dan membuang waktu. Padahal, di saat Anda berkomunikasi dan berdialog ( bukan monolog ), Anda sedang MENGINVESTASIKAN PENGARUH positif pada tim Anda. Jika Anda ingin dibantu & dipedulikan oleh anak buah, Anda harus "menabur" kepedulian terlebih dahulu dengan mereka.
Tips :
Luangkan waktu 15 menit pertama di pagi hari dengan menyapa setiap anak buah Anda.
a. Anda boleh tanyakan hal-hal bersifat pribadi, seperti anak mereka ( jangan terlalu lama, 2 atau 3 menit sudah cukup )
b. Tanyakan juga apakah mereka ada kendala atau rintangan dalam menjalankan tugas mereka hari ini ( dan kalau ada kendala, janji waktu di siang hari untuk menolong mereka )
c. Lebih banyak mendengar, dari pada bicara. Sapa mereka dengan pertanyaan - pertanyaan seperti "Anakmu bagaimana kesehatannya?", "Apakah kamu ada kesulitan yang tidak bisa kamu atasi?"

5. Latihlah mentalitas "Selalu Mengucap Syukur"dalam diri Anda maupun dalam team Anda
Selalu ingatkan diri Anda untuk selalu mengucap syukur karena Anda memiliki karyawan yang luar biasa, anggota team yang baik, pekerjaan yang luar biasa, dikarunia kesehatannya yang prima, dan karunia-karunia lainnya.
Saat Anda memiliki kebiasaan mengucap syukur, maka Anda akan memiliki pola pikir positif di dalam menghadapi para karyawan Anda. Saat Anda melatih para karyawan untuk memiliki mentalitas mengucap syukur, Anda akan menuai hasil dalam bentuk semangat kerja yang positif :
Tips :
* Selalu ingatkan seluruh anggota team Anda bahwa "Bekerja adalah Ibadah". Lakukan ini dalam forum pertemuan atau rapat
* Secara personal atau kolektif, ingatkan kepada team Anda untuk berfokus pada "apa yang telah kita terima dan miliki"dari Yang Maha Kuasa. Jangan selalu mengeluh dan hanya fokus pada apa yang tidak kita miliki

Sekali lagi, sebagai Manager, saat Anda peduli pada anggota team Anda, maka mereka akan peduli terhadap berbagai beban kerja Anda.

PERLAKUKANLAH ORANG LAIN SEBAGAIMANA ANDA INGIN DIPERLAKUKAN.

Jalur Karir


Bila Anda ingin pergi kesuatu tempat yang jauh, Anda pasti akan membuka peta dan memutuskan jalur terbaik mana yang harus ditempuh.

Demikian pula dengan karir Anda. Tahap-tahapan jalur karir seperti apa yang dapat Anda tempuh, dari mana harus dimulai, dan dimana punya perhentiannya? Biasanya orang - orang akan menempuh fase-fase jalur karir yang akan dijelaskan dibawah ini.

Group A : Employed ( Bekerja Di dalam Sebuah Perusahaan )

Tingkat 1 : Staff



Ini adalah entry point, saat Anda mulai merangkak dari bawah. Banyak belajar keterampilan yang baru. Harus banyak menyesuaikan diri dengan hal-hal yang baru. Anda akan banyak terkejut terutama dalam hal menghadapi orang-orang sekeliling anda.

Tingkat 2 : Semi Leader

Anda sudah dipromosikan menjadi Leader. Namun belum full menjadi Leader, karena masih banyak melakukan tugas-tugas tekhnis. Tidak banyak mendelegasikan tugas. Asik dengan tugas-tugas tekhnis yang sebetulnya bisa didelegasikan. Ia tidak mau melatih anak buahnya, dengan pemikiran "Kalau anak buah saya pintar, nanti posisi saya akan tergeser" ( Jadi mindsetnya masih ½ leader - ½ staff ).

Tingkat 3 : Leader yang masih model Rambo

Leader yang sudah berani mendelegasikan sebagian kecil tugas, tetapi sebagian besar masih dipegang sendiri. Ia belum berfokus pada pemberdayaan bawahannya.

Tingkat 4 : Leader yang sudah lebih dewasa

Leader yang sudah banyak mendelegasikan tugas ke bawah, tetapi ia sendiri masih asik dengan tugas pribadi, jarang memberdayakan bawahan, sehingga sering terjadi kesalahan, dan masalah. Sebagian waktunya dipakai banyak dipakai untuk memadamkan api, tetapi jarang memperbaiki sumber apinya. Waktunya sangat sibuk dan padat, terutama untuk memadamkan api ( berbagai permasalahan ).

Tingkat 5 : Leader yang efektif

Leader yang sudah berfokus pada pemberdayaan bawahan, tidak hanya memadamkan api, tetapi juga berfokus pada "mencari sumber api". Waktunya banyak dipakai untuk melatih & memotivasi bawahan serta mengantisipasi masalah yang sama agar tidak terjadi lagi berulang-ulang.

Tingkat 6 : The Real Leader



Leader yang sudah berhasil membuat anak buahnya mandiri, termasuk mandiri menyelesaikan berbagai masalah yang rutin. Fokusnya adalah menjaga "temperature" kualitas teamnya. Ia juga sangat mengutamakan waktunya untuk antisipasi, pencegahan, dan juga memiliki banyak waktu untuk pengembangan-pengembangan ke tingkat yang lebih tinggi ( next level ). Ia sudah memiliki "Next Level Mindset". Selalu melakukan continous improvement, memikirkan bagaimana besok sudah harus lebih baik dari hari ini.

Group B : Wiraswastawan tipe "Mandiri" ( Self Employed )

Tahap yang memiliki ruang untuk mengendalikan hidup dan nasib sendiri. Orang ditingkat ini dipenuhi dengan cara berpikir,"Saya mau lakukan dengan cara-cara saya." Orang di tahap ini, hanya mempekerjakan satu orang yaitu "diri sendiri". Tidak ada orang yang dikuatirkan, tidak ada orang lain yang membuat kesalahan untuk dirinya. Yang ada hanyalah diri sendiri. Orang di tingkat ini biasanya kurang mempercayai orang lain selain diri sendiri. Ia akan melakukan segala sesuatu mulai dari A hingga Z, sendirian. Karena ia berpikir, kalau saya kerjakan semuanya sendiri, ini akan menghindari resiko kesalahan.

Prinsip yang ia pakai - "Kalau Anda ingin mengerjakan segala sesuatu dengan benar, Anda harus kerjakan sendiri".

Sebagian besar orang-orang seperti ini berawal dari suatu keyakinan bahwa ia memiliki ketrampilan pribadi yang unik, keterampilan yang sudah asah dimasa karir lalunya.

Oleh : Freddy Liong, MBA,CBA - Success Working Habits Coach

Dos and Don'ts of Salary Negotiation


Banyak orang yang bingung bagaimana cara yang benar dalam meminta kenaikan gaji pada atasan. Apa saja yang boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan? Berikut ini adalah Do and Don't didalam meminta kenaikan gaji pada perusahaan.

DON'T - Jangan bandingkan gaji Anda dengar sahabat yang bekerja di bidang dan jenis industri yang berbeda dengan Anda.

Hal ini akan membuat Anda semakin iri dan semakin resah dengan apa yang Anda terima sekarang. Pada umumnya, lain bidang, lain industri akan memiliki tarif gaji yang berbeda-beda.

DO - Lakukan survey tingkat gaji di bidang Anda pada industri yang sama.

Misalnya posisi Anda adalah supervisor di pabrik pembuatan packaging. Maka carilah informasi mengenai gaji karyawan tingkat supervisor yang juga di industri pembuatan packaging. Kontak teman-teman Anda di bidang yang sama di area yang sama juga. Jangan lupa, setiap regional memiliki standar gaji yang berlainan. Oleh karena, bila Anda bekerja di daerah Jember, jangan bandingkan dengan gaji orang yang bekerja di Semarang.

DO - Pertimbangkan seberapa tinggi kualitas kerja Anda.


Orang yang memiliki kualitas kerja yang diatas rata-rata, biasanya tidak akan terlalu sulit untuk mendapat jawaban positif, saat meminta kenaikan gaji. Namun apabila kualitas kerja Anda standar, biasa-biasa saja dan bahkan pasaran ( artinya kualitas seperti ini mudah dijumpai dimana-mana ), maka jangan harap permohonan Anda bisa dikabulkan. Apalagi bagi yang kualitas kerjanya rendah.

DON'T - Jangan bicarakan berapa uang yang Anda perlukan didalam negosiasi.

Ketika Anda bernegosiasi dengan atasan, jangan pernah ungkapkan bahwa Anda perlu uang yang lebih banyak untuk anak sekolah, renovasi rumah, bayar hutang, dan segala tetek bengek lainnya. Manajemen tidak akan peduli dengan apa yang Anda perlukan, hanya pada apa yang bisa Anda jual lebih untuk mendapat lebih banyak.

DO - Bahas "kontribusi apa lagi" yang bisa Anda jual pada perusahaan.


Saat Anda mengajukan permohonan kenaikan gaji, bahaslah prestasi-prestasi yang telah Anda lakukan, serta hal-hal besar lain yang akan Anda lakukan. Presentasikan dengan meyakinkan, tantangan-tantangan yang Anda siap lakukan dikemudian hari.

Misalnya, "Pak, saya mengajukan diri untuk ambil tanggung jawab dalam proyek baru yang yang akan saya usulkan. Proyek in saya yakin pasti akan menguntungkan perusahaan. Apabila saya bisa buktikan saya mampu, bersediakah Bapak adjust salary saya?"

Perusahaan tidak akan peduli berapa besar kebutuhan uang yang Anda perlukan, tetapi perusahaan peduli seberapa besar kualitas dan kontribusi yang bisa Anda sumbangkan pada perusahaan.

DON'T - Jangan mengemis atau mengiba-iba.

Didalam bernegosiasi gaji, jangan pakai jurus pengemis yang mengiba-iba. Perusahaan tidak akan tertarik dengan orang yang bermental pengemis. Dalam bernegosiasi, jangan pernah mengatas namakan anak sakit, Ibu sedang sakit-sakitan, sedang terlilit hutang atau alasan lainnya.

DO - Siapkan segala bukti yang menunjang bahwa Anda layak untuk dapat kenaikan gaji .

Bila Anda mengatakan bahwa Anda layak dapat gaji yang lebih tinggi karena Anda sudah berprestasi, buktikan hal itu. Bawa catatan dan fakta lain yang akan meyakinkan atasan bahwa Anda memang diatas standar.

DON'T – Jangan pernah "menjual" masa kerja sebagai senjata naik gaji .


Ingat, tidak peduli Anda sudah kerja 30 tahun atau 20 tahun atau 3 tahun, apabila Anda belum menunjukan kualitas kerja diatas rata-rata, perusahaan tidak akan peduli denagn permohonan Anda. Masalahnya, bukan berapa lama Anda sudah bekerja, tetapi sudah seberapa banyak Anda sudah memberi keuntungan kepada perusahaan.

DO - Siapkan skenario positif bila permohonan Anda ditolak.

Sebelum Anda pergi menghadap atasan untuk permohonan kenaikan gaji, pikirkan terlebih dahulu beberapa hal dibawah ini :


1. Apa yang akan anda lakukan bila ia menolak mentah-mentah permohonan Anda ? apakah Anda akan "ngotot" meminta walau dengan argumen sekalipun? Atau Anda bersedia untuk menunggu bicarakan kembali pada waktu kali lain pada saat yang lebih tepat?
2. Apa yang Anda akan lakukan bila ia menjawab bahwa kualitas kerja Anda masih dibawah standar atau biasa-biasa saja? Apakah Anda akan menolak baik-baik dengan cara halus atau cara dengan anda protes? Atau Anda akan minta masukan lebih jauh, dalam hal apa saja Anda harus memperbaiki kualitas kerja Anda?

Freddy Liong, MBA, CBA

Rabu, 18 November 2009

KONFIGURASI ELEKTRON

Dalam fisika atom dan kimia kuantum , konfigurasi elektron adalah susunan elektron-elektron pada sebuah atom , molekul , atau struktur fisik lainnya. [1] Sama seperti partikel elementer lainnya, elektron patuh pada hukum mekanika kuantum dan menampilkan sifat-sifat bak-partikel maupun bak-gelombang. Secara formal, keadaan kuantum elektron tertentu ditentukan oleh fungsi gelombangnya , yaitu sebuah fungsi ruang dan waktu yang bernilai kompleks . Menurut interpretasi mekanika kuantum Copenhagen , posisi sebuah elektron tidak bisa ditentukan kecuali setelah adanya aksi pengukuran yang menyebabkannya untuk bisa dideteksi. Probabilitas aksi pengukuran akan mendeteksi sebuah elektron pada titik tertentu pada ruang adalah proporsional terhadap kuadrat nilai absolut fungsi gelombang pada titik tersebut.

Elektron-elektron dapat berpindah dari satu aras energi ke aras energi yang lainnya dengan emisi atau absorpsi kuantum energi dalam bentuk foton . Oleh karena asas larangan Pauli , tidak boleh ada lebih dari dua elektron yang dapat menempati sebuah orbital atom , sehingga elektron hanya akan meloncat dari satu orbital ke orbital yang lainnya hanya jika terdapat kekosongan di dalamnya.

Pengetahuan atas konfigurasi elektron atom-atom sangat berguna dalam membantu pemahaman struktur tabel periodik unsur-unsur. Konsep ini juga berguna dalam menjelaskan ikatan kimia yang menjaga atom-atom tetap bersama.

Konfigurasi elektron yang pertama kali dipikirkan adalah berdasarkan pada model atom model Bohr . Adalah umum membicarakan kelopak maupun subkelopak walaupun sudah terdapat kemajuan dalam pemahaman sifat-sifat mekania kuantum elektron. Berdasarkan asas larangan Pauli , sebuah orbital hanya dapat menampung maksimal dua elektron. Namun pada kasus-kasus tertentu, terdapat beberapa orbital yang memiliki aras energi yang sama (dikatakan ber degenerasi ), dan orbital-orbital ini dihitung bersama dalam konfigurasi elektron.

Kelopak elektron merupakan sekumpulan orbital-orbital atom yang memiliki bilangan kuantum utama n yang sama, sehingga orbital 3s, orbital-orbital 3p, dan orbital-orbital 3d semuanya merupakan bagian dari kelopak ketiga. Sebuah kelopak elektron dapat menampung 2 n 2 elektron; kelopak pertama dapat menampung 2 elektron, kelopak kedua 8 elektron, dan kelopak ketiga 18 elektron, demikian seterusnya.

Subkelopak elektron merupakan sekelompok orbital-orbital yang mempunyai label orbital yang sama, yakni yang memiliki nilai n dan l yang sama. Sehingga tiga orbital 2p membentuk satu subkelopak, yang dapat menampung enam elektron. Jumlah elektron yang dapat ditampung pada sebuah subkelopak berjumlah 2(2 l +1); sehingga subkelopak "s" dapat menampung 2 elektron, subkelopak "p" 6 elektron, subkelopak "d" 10 elektron, dan subkelopak "f" 14 elektron.

Jumlah elektron yang dapat menduduki setiap kelopak dan subkelopak berasal dari persamaan mekanika kuantum, [2] terutama asas larangan Pauli yang menyatakan bahwa tidak ada dua elektron dalam satu atom yang bisa mempunyai nilai yang sama pada keempat bilangan kuantumnya.

MORNING HAS BROKEN

As Sung by Cat Stevens

lyrics by Eleanor Farjeon

Morning has broken, like the first morning
Blackbird has spoken, like the first bird
Praise for the singing, praise for the morning
Praise for the springing fresh from the word

Sweet the rain's new fall, sunlit from heaven
Like the first dewfall, on the first grass
Praise for the sweetness of the wet garden
Sprung in completeness where his feet pass

Mine is the sunlight, mine is the morning
Born of the one light, Eden saw play
Praise with elation, praise every morning
God's recreation of the new day

Rabu, 11 November 2009

TOTAL QUALITY MANAGEMENT


ToTAL QUALITY MANAGEMENT adalah suatu sistem yang tersusun untuk memanage mutu barang, proses-proses, dan sumber daya dari suatu organisasi untuk mencukupi pelanggan-pelanggan nya yang internal dan eksternal, seperti juga para penyalurnya. Tujuan utamanya didukung (jika bukan yang progresif) kepuasan pelanggan melalui kemajuan berkelanjutan, yang tercapai oleh metoda-metoda yang sistematis untuk memecahkan masalah, prestasi terobosan, dan makanan atau minuman bergizi dari hasil-hasil yang baik (standardisasi).

Tidak ada patokan atau prosedur garis sulit (keras untuk menerapkan TQM). Setiap perusahaan dapat mempraktekkan TQM di suatu cara yang melihat terbaik untuk organisasi nya. Bagaimanapun, suatu program TQM perusahaan harus selalu adalah tersusun dan secara internal menstandardisasi, yaitu., setiap orang di dalam satu organisasi harus mempraktekkan TQM di dalam cara yang tersusun yang terpasang permanen oleh manajemen.

Kebanyakan perusahaan hari ini sudah pilih untuk mengadopsi suatu program TQM yang dipolakan setelah satu model TQM telah mendirikan, eg., Deming Application Prize, Malcolm Baldrige Criteria untuk Performance Excellence, ISO Series dari Standards, dll.

TQM bisa diperlakukan sebagai suatu koleksi prinsip-prinsip dan proses-proses yang telah efektif yang terbukti di dalam manajemen mutu bisnis dari waktu ke waktu. Itu kembali ke pengajaran Drucker, Juran, Deming, Ishikawa, dll, yang masing-masing sudah belajar dan mengembangkan gagasan-gagasan untuk meningkatkan manajemen organisatoris.

Suatu model yang sangat sederhana dari TQM terdiri dari langkah-langkah yang berikut:
1) Perusahaan meninjau ulang kebutuhan tentangnya pelanggan-pelanggan dan jika ini sedang dikirimkan oleh perusahaan;
2) Perusahaan merencanakan aktivitas perlu (kedua-duanya aktivitas jangka panjang dan yang sehari-hari) untuk temu kebutuhan pelanggan ini;
3) Perusahaan menetapkan dan menstabilkan proses-proses yang diperlukan untuk kirim produk-produk dan jasa yang diperlukan oleh pelanggan;
4) Perusahaan menerapkan sistem untuk lebih lanjut memperbaiki proses-proses nya, produk-produk, dan jasa.
Catat bahwa Steps 1-4 di atas melembagakan suatu siklus, dan bisa iterated dengan tak terbatas untuk kemajuan berkelanjutan.

SIKLUS SDCA

Standardize-Do-Check-Act (SDCA) siklus adalah suatu model yang populer untuk menetapkan dan menstabilkan suatu proses. Suatu proses perlu untuk distabilkan melalui standardisasi kepada untuk membuatnya makin terukur, yang dapat diprediksi, dan dapat diawasi. Perbaikan-perbaikan tidak bisa dan harus tidak dibuat ke(pada suatu proses kecuali jika itu kukuh stabil.

Karena nama menandai (adanya), itu mempunyai 4 langkah-langkah yang terpisah; jelas:
1) Standardisasi, yang mengacu pada definisi dan dokumentasi prosedur operasi, persyaratan-persyaratan proses, dan spesifikasi proses lain untuk memastikan bahwa proses itu adalah selalu dieksekusi di suatu patokan dan cara dapat diulang;
2) Melakukan, yang mengacu pada conformance kepada patokan-patokan yang digambarkan;
3) Pemeriksaan, yang adalah tindakan pembuktian jika conformance ke patokan mengakibatkan stabilitas proses (proses tinggi Cpk); dan
4) Tindakan, yang adalah tanggapan sesuai dengan mengamati barang kepunyaan dari patokan.

Pada Langkah ke 4, jika proses sudah menjadi yang stabil dengan implementasisebagai patokan, lalu patokan permanen yang dibuat dan bahkan disebarkan dengan lebih luas. Jika barang kepunyaan di stabilitas proses bersifat negatif atau bahkan sepele, siklus itu diulangi dengan suatu spesifikasi yang standar yang berbeda.

SIKLUS PDCA

Plan-Do-Check-Act (PDCA) siklus, juga yang dikenal sebagai Shewhart Cycle atau Deming Cycle, adalah suatu model yang populer untuk kemajuan berkelanjutan. Seperti nama menandai (adanya), itu terdiri dari 4 langkah-langkah yang terpisah; jelas:
1) Perencanaan, yang mengacu pada tindakan mengidentifikasi peluang untuk perbaikan dan mengidentifikasi jalan?cara meraih perbaikan-perbaikan ini; 2)melakukan, yang mengacu pada implementasi yang nyata tindakan-tindakan yang diperlukan untuk mempengaruhi berubah;
3) Pemeriksaan, yang mengacu pada tindakan pembuktian apakah perubahan-perubahan yang diterapkan yang diakibatkan perbaikan-perbaikan yang diinginkan; dan
4) Tindakan, yang adalah apa yang nya sebagai jawaban atas barang kepunyaan dingamati.

Pada Langkah ke 4, Jika telah dilakukan perbaikan-perbaikan yang diinginkan, lalu tindakan-tindakan diterapkan dibuat secara permanen dan bahkan disebarkan lebih luas. Jika barang kepunyaan itu bersifat negatif atau bahkan sepele, siklus itu diulangi dengan suatu rencana kegiatan yang berbeda.

Prinsip-prinsip dari TQM

1) Mutu dapat dan harus diatur.
2) Setiap orang mempunyai suatu pelanggan untuk menggembirakan.
3) Proses-proses, bukan orang-orang, adalah masalah.
4) Setiap karyawan bertanggung jawab atas mutu.
5) Permasalahan harus dicegah, tidak hanya ditetapkan?diperbaiki.
6) Mutu yang harus di/terukur dengan demikian hal tersebut dapat terkendali.
7) Perbaikan-perbaikan mutu harus berkelanjutan.
8) Sasaran mutu yang harus didasarkan pada persyaratan-persyaratan pelanggan.

5 S Di sekitar Anda


5S Process, atau hanya "5S", adalah suatu program yang tersusun untuk secara sistematis mencapai organisasi total, kebersihan,dan standardisasi di dalam tempat kerja. Suatu tempat kerja yang terorganisir baik mengakibatkan suatu yang lebih aman, lebih efisien, dan operasi lebih produktif. Itu menaikkan tegangan moril dari para pekerja, mempromosikan suatu perasaan pengertian dari merasa bangga atas pekerjaan dan kepemilikan mereka dari tanggung-jawab mereka.
Langkah yang pertama dari "5S" proses, seiri, lihat pada tindakan membuang-buang semua yang tak dikehendaki, yang tak perlu, dan bahan-bahan tidak bertalian di dalam tempat kerja. Orang-orang melibatkan di Seiri harus tidak bersimpati sekitar mempunyai untuk membuang berbagai hal. Gagasan itu untuk memastikan bahwa segalanya yang dibiarkan tempat kerja itu dihubungkan dengan pekerjaan. Bahkan banyaknya materi yang perlu di dalam tempat kerja yang harus dipenuhi minimum mutlak nya. Oleh karena seiri, penyederhanaan tugas-tugas, penggunaan efektif dari ruang(spasi, dan pembelian saksama dari materi mengikuti.

Seiton

Seiton, atau ketertiban, arti utuhnya efisiensi. Langkah ini terdiri dari meletakkan segalanya dalam satu tempat yang ditugaskan sehingga itu dapat diakses atau didapat kembali dengan cepat, seperti juga yang dikembalikan di tempat yang sama tersebut dengan cepat. Jika setiap orang mempunyai akses cepat kepada satu item atau bahan-bahan, pekerjaan mengalirkan menjadi efisien, dan pekerja menjadi produktif. Tempat yang benar, posisi, atau pemilik untuk setiap alat, item, atau material yang harus di/terpilih secara hati-hati dalam hubungan dengan bagaimana pekerjaan itu akan dilaksanakan dan siapa yang akan menggunakan mereka. Setiap item yang tunggal yang harus tempat sendiri yang dialokasikan untuk penyimpanan aman, dan masing-masing lokasi yang harus diberi label agar mudah identifikasi dari apa [yang] untuk.

Seiso

Seiso, yang ketiga masuk "5S", katakan itu 'setiap orang adalah suatu portir.' Seiso terdiri dari membebaskan dari percabulan - tempat kerja dan memberi nya a 'kilauan'. Membersihkan harus dilakukan oleh setiap orang di dalam organisasi, dari operator ke para manajer. Itu akan menjadi suatu gagasan yang baik untuk memiliki setiap bidang dari tempat kerja yang ditugaskan kepada seseorang atau kelompok orang-orang untuk membersihkan. Tidak ada bidang harus tidak dibersihkan yang ditinggalkan. Setiap orang perlu melihat 'tempat kerja' melalui mata dari suatu pengunjung -selalu berpikir jika itu adalah bersih cukup untuk membuat suatu kesan yang baik.

Seiketsu

Langkah yang keempat "5S", atau seiketsu, kurang lebih menerjemahkan ke 'distandardisasi menyapu bersih'. Itu terdiri dari melukiskan patokan dengan mana personil harus mengukur dan memelihara 'kebersihan'. Seiketsu meliputi kedua-duanya kebersihan lingkungan dan pribadi. Personil harus oleh karena itu mempraktekkan 'seiketsu' mulai dengan kerapian mereka yang pribadi. Manajemen visual adalah satu ramuan yang penting seiketsu. Color-coding dan menstandardisasi pewarnaan lingkungan digunakan untuk identifikasi visual yang lebih mudah keganjilan-keganjilan di dalam lingkungan. Personil dilatih;terlatih untuk mendeteksi kelainan-kelainan menggunakan pancaindra mereka dan untuk mengoreksi kelainan-kelainan seperti itu dengan segera.

Shitsuke

Langkah terakhir dari "5S", Shitsuke, [alat; makna] 'Disiplin.' Itu menandakan kesanggupan untuk memelihara ketertiban dan untuk mempraktekkan pertama 4 S sebagai suatu jalan hidup. Penekanan dari shitsuke adalah penghapusan kebiasaan-kebiasaan yang tidak baik dan praktek tetap dari mereka yang baik. shitsuke benar Begitu dicapai, personil dengan sukarela mengamati kebersihan dan ketertiban terus menerus, tanpa keharusan untuk diingatkan oleh manajemen.

Hukum Kekekalan Massa

A. Hukum Kekekalan Massa (Hukum Lavoisier)

Pernahkah Anda memperhatikan sepotong besi yang dibiarkan di udara terbuka, dan pada suatu waktu kita akan menemukan, bahwa besi itu telah berubah menjadi karat besi. Jika kita timbang massa besi sebelum berkarat dengan karat besi yang dihasilkan, ternyata massa karat besi lebih besar . Benarkah demikian?
Anda yang sering melihat kayu atau kertas terbakar, hasil yang diperoleh adalah sejumlah sisa pembakaran berupa abu. Jika Anda menimbang abu tersebut, maka massa abu akan lebih ringan dari massa kayu atau kertas sebelum dibakar. Benarkah demikian?
Dari kejadian tersebut, kita mendapatkan gambaran bahwa seolah-olah dalam suatu reaksi kimia, ada perbedaan massa zat, sebelum dan sesudah reaksi.

B. Hukum Perbandingan Tetap (HUKUM PROUST)

Pada modul sebelumnya, Anda telah mempelajari rumus kimia senyawa. Dan Anda telah mengenal berbagai senyawa yang dibentuk oleh dua unsur atau lebih sebagai contoh, air (H2O). Air dibentuk oleh dua unsur yaitu unsur Hidrogen dan Oksigen. Seperti Anda ketahui bahwa materi mempunyai massa, termasuk hidrogen dan oksigen. Bagaimana kita mengetahui massa unsur hidrogen dan oksigen yang terda, seorang ahli kimia Perancis, yang bernama Joseph Louis Proust (1754-1826), mencoba menggabungkan hidrogen dan oksigen untuk membentuk air.



Tabel 06.1 Hasil Eksperimen Proust pat dalam air?

Dari tabel di atas terlihat, bahwa setiap 1 gram gas hidrogen bereaksi dengan 8 gram oksigen, menghasilkan 9 gram air. Hal ini membuktikan bahwa massa hidrogen dan massa oksigen yang terkandung dalam air memiliki perbandingan yang tetap yaitu 1 : 8, berapapun banyaknya air yang terbentuk. Dari percobaan yang dilakukannya, Proust mengemukakan teorinya yang terkenal dengan sebutan, Hukum Perbandingan Tetap, yang berbunyi:
"Perbandingan massa unsur-unsur penyusun suatu senyawa selalu tetap"

C. Hukum Perbandingan Berganda (HUKUM DALTON)

Komposisi kimia ditunjukkan oleh rumus kimianya. Dalam senyawa, seperti air, dua unsur bergabung masing-masing menyumbangkan sejumlah atom tertentu untuk membentuk suatu senyawa. Dari dua unsur dapat dibentuk beberapa senyawa dengan perbandingan berbeda-beda. MIsalnya, belerang dengan oksigen dapat membentuk senyawa SO2 dan SO3. Dari unsur hidrogen dan oksigen dapat dibentuk senyawa H2O dan H2O2.

Dalton menyelidiki perbandingan unsur-unsur tersebut pada setiap senyawa dan didapatkan suatu pola keteraturan. Pola tersebut dinyatakan sebagai hukum Perbandingan Berganda yang bunyinya:
“Bila dua unsur dapat membentuk lebih dari satu senyawa, dimana massa salah satu unsur tersebut tetap (sama), maka perbandingan massa unsur yang lain dalam senyawa-senyawa tersebut merupakan bilangan bulat dan sederhana”

D. Hukum Perbandingan Volume (Gay Lusssac)



Pada awalnya para ilmuwan menemukan bahwa, gas Hidrogen dapat bereaksi dengan gas Oksigen membentuk air. Perbandingan volume gas Hidrogen dan Oksigen dalam reaksi tersebut adalah tetap, yakni 2 : 1.

Kemudian di tahun 1808, ilmuwan Perancis, Joseph Louis Gay Lussac, berhasil melakukan percobaan tentang volume gas yang terlibat pada berbagai reaksi dengan menggunakan berbagai macam gas.

Berikut adalah contoh dari percobaan yang dilakukan


Menurut Gay Lussac 2 volume gas Hidrogen bereaksi dengan 1 volume gas Oksigen membentuk 2 volume uap air. Pada reaksi pembentukan uap air, agar reaksi sempurna, untuk setiap 2 volume gas Hidrogen diperlukan 1 volume gas Oksigen, menghasilkan 2 volume uap air.
“ Semua gas yang direaksikan dengan hasil reaksi, diukur pada suhu dan rekanan yang sama atau (T.P) sama.

Untuk lebih memahami Hukum perbandingan volume, Anda perhatikan, data hasil percobaan berkenaan dengan volume gas yang bereaksi pada suhu dan tekanan yang sama.
Data hasil percobaan adalah sebagai berikut :

Tabel 06.5 Data Percobaan reaksi gas


Berdasarkan data percobaan pada tabel di atas, perbandingan volume gas yang bereaksi dan hasil reaksi, ternyata berbanding sebagai bilangan bulat. Data percobaan tersebut sesuai dengan Hukum perbandingan volume atau dikenal dengan Hukum Gay Lussac bahwa :
“ Pada suhu dan tekanan yang sama perbandingan volume gas-gas yang bereaksi dan hasil reaksi berbanding sebagai bilangan bulat “
Berdasarkan besarnya partikel campuran dikelompokkan menjadi 3 jenis, yaitu :
a. Larutan, adalah campuran homogen yang terdiri atas zat terlarut di dalam pelarutnya.
b. Koloid, adalah campuran homogen antara fase terdispersi dan fase pendispersinya.
c. Suspensi, yaitu campuran heterogen antara fase terdispersi dalam fase pendispersinya.
Perbedaan antara larutan, koloid, dan suspensi

Selasa, 10 November 2009

Sintesis Zeolit 4A Dari Abu Layang Non Magnetik Fraksi Ringan

BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang
Penggunaan detergen sebagai zat pembersih sudah sangat kerap digunakan dalam kehidupan sekarang ini. Penggunaan detergen ini mempunyai dampak negatif terhadap lingkungan karena pada umumnya mengandung Sodium Tri Poly Phospat (STPP) yang digunakan sebagai pembangun dalam detergen tersebut. Peningkatan kandungan phospat dapat mengakibatkan adanya lapisan lemak/minyak sehingga menghalangi terlarutnya oksigen ke dalam air, yang dapat berdampak parah terhadap seluruh ekosistem. Sodium Tri Poly Phospat juga dapat menyebabkan tumbuhan air yang kurang bermanfaat seperti eceng gondok tumbuh diluar kendali. Ledakan pertumbuhan ini menyebabkan oksigen yang seharusnya digunakan bersama oleh seluruh hewan/tumbuhan air, menjadi berkurang. Pada saat tanaman tersebut mati, dekomposisi tanaman tersebut menggunakan lebih banyak oksigen, sehingga ikan akan mati dan aktifitas bakteri menurun.
Adanya kandungan Sodium Tri Poly Phospat dalam detergen juga sangat ditentang karena dapat menimbulkan pencemaran lingkungan berupa eutropikasi pada permukaan air sungai dan danau yang menghakibatkan kematian pada ikan-ikan dan makhluk air lainnya serta lebih jauh dapat berakibat berubahnya badan sungai menjadi rawa dan daratan (geocities.com, 2008). Oleh karena itu perlu dicari bahan pembangun detergen yang ramah lingkungan dan tidak mengandung phospat yaitu dengan penggunaan zeolit 4A.
Pada saat ini dikenal adanya 36 macam zeolit alam dan 150 macam zeolit buatan. Diantara zeolit buatan, zeolit 4A merupakan zeolit buatan yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembangun detergen karena selain dapat didispersi dalam air, zeolit 4A juga dapat menyerap ion Ca2+ dan Mg2+ sehingga detergen tetap efektif sekalipun digunakan dalam air sadah. Pengunaan zeolit 4A sebagai pembangun detergen harus memiliki spesifikasi tingkat kemurnian dan derajat kristalitas cukup tinggi (Xc > 90 % ), indeks keputihan > 90 %, kapasitas pengikatan ion kalsium dan magnesium yang memadai yakni masing-masing > 2,8 mmol/gram zeolit, serta memiliki distribusi ukuran partikel dengan diameter rata-rata 4µm dalam interval 1 – 10 µm, (De Lukas dkk, 1992).
Penggunaan batubara sebagai bahan bakar dalam pengoperasian pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) membawa konsekuensi melimpahnya limbah padat abu layang sisa pembakaran batubara. Hasil analisis kimia abu layang sisa pembakaran batubara dari PLTU – Suralaya menunjukkan komposisi : Silika (SiO2) sekitar 38,24 %, Alumina (Al2O3) sekitar 29,28 % dan beberapa oksida anorganik lainnya dalam jumlah yang kecil (Jahro, 2000). Tingginya kadar silika dan alumina dalam limbah abu layang menjadi salah satu alasan mengapa limbah ini bisa dimanfaatkan sebagai bahan dasar untuk sintesis zeolit 4A.
Fajril (1996) dan Darwanta (1997), berhasil mensintensis zeolit 4A dari abu layang asal PLTU suralaya, dengan metode refluks dalam larutan NaOH 5M pada suhu 80oC. Heru Baskoro dkk berhasil menbuktikan bahwa limbah batubara bisa digunakan sebagai bahan pembersih dalam detergen. Pada penelitian (Koesnadi, 2008), zeolit A murni telah berhasil disintesis dari abu layang batu bara Poiton melalui pemisahan magnetik dan metode fusi alkali menggunakan NaOH untuk aktivasi Si dan Al dalam abu layang. Kristalisasi dilakukan pada suhu 1000 C selama 24 jam. Hasil karakterisasi dengan menggunakan XRD dan FTIR menunjukkan keseluruhan produk adalah zeolit A.
Oleh karena itu pemanfaatan abu layang sebagai bahan sintesis zeolit 4A diharapkan dapat mengurangi masalah pembuangan limbah abu layang yang dapat menimbulkan pencemaran lingkungan, sekaligus sebagai bahan detergen yang ramah lingkungan dan mempunyai dampak positif terhadap lingkungan. Menurut penelitian sebelumnya (Jahro, 2003) dihasilkan zeolit 4A dengan hasil samping zeolit Na-X dan sodalit. Terbentuknya hasil sampingan diperkirakan akibat komposisi Si/Al dan prosedur sintesis yang dilakukan terutama suhu dan waktu kiristalisasi belum sepenuhnya sesuai dengan kondisi untuk pembentukan zeolit 4A.
Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan variasi penambahan senyawa Al2O3 dan Na2EDTA pada proses sintesisnya yaitu dengan judul sintesis zeolit 4A dari abu layang non magnetik fraksi ringan dengan variasi penambahan Al2O3 dan Na2EDTA.


1.2 Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
1. Bagaimana pengaruh pemisahan abu layang secara magnetik dan fraksinasi terhadap komposisi kimianya.
2. Bagaimana pengaruh penambahan senyawa Al2O3 dan Na2EDTA terhadap kristalinitas zeolit hasil sintesis.

1.3. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka penelitian ini hanya dibatasi pada pemanfaatan abu layang non magnetik fraksi ringan untuk sintesis zeolit 4A dengan variasi penambahan Al2¬O¬3 dan Na2¬EDTA.

1.4. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah
1.Untuk mengetahui pengaruh pemisahan abu layang secara magnetik dan fraksinasi terhadap komposisi kimianya.
2.Untuk mengetahui pengaruh penambahan senyawa Al2O3 dan Na2EDTA terhadap kristalinitas zeolit 4A hasil sintesis.

1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan sehubungan dengan penelitian ini adalah
1.Mendapatkan informasi tentang pengaruh pemisahan abu layang secara magnetik dan fraksinasi terhadap komposisi kimianya.
2.Memberikan informasi tentang pemanfaatan abu layang non magnetik fraksi ringan untuk sintesis zeolit 4A yang digunakan sebagai pembangun/pengisi detergen.
3.Sebagai bahan masukan bagi peneliti khususnya mahasiswa Jurusan Kimia FMIPA UNIMED yang berminat untuk melanjutkan penelitian ini.

Selengkapnya Hubungi, jupri_sibuea@yahoo.co.id

Minggu, 08 November 2009

Tokoh Kimia


Ilmuwan Perancis hebat Antoine Laurent Lavoisier merupakan tokoh terkemuka di bidang perkembangan ilmu kimia. Pada saat kelahirannya di Paris tahun 1743, ilmu pengetahuan kimia ketinggalan jauh ketimbang fisika, matematika dan astronomi. Sejumlah besar penemuan yang berdiri sendiri-sendiri sudah banyak diketemukan oleh para ahli ilmu kimia, tetapi tak satu pun kerangka teori yang dapat jadi pegangan yang dapat merangkum informasi yang terpisah-pisah. Pada saat itu tersebar semacam kepercayaan yang tak meyakinkan bahwa air dan udara merupakan substansi yang elementer. Lebih buruk lagi, adanya kesalahfahaman mengenai hakekat daripada api. Kepercayaan yang berkembang saat itu adalah bahwa semua proses pembakaran benda mengandung substansi duga-dugaan yang disebut “phlogiston,” dan bahwa selama proses pembakaran, substansi barang yang terbakar melepaskan phlogiston-nya ke udara.

Dalam jangka waktu antara tahun 1754 – 1774, ahli-ahli kimia berbakat seperti Joseph Black, Joseph Priestley, Henry Cavendish dan lain-lainnya telah mengisolir arti penting gas seperti oxygen, hydrogen, nitrogen dan carbon dioxide. Tetapi, sejak orang-orang ini menerima teori phlogiston, mereka tidak mau memahami hakikat atau arti penting substansi kimiawi yang telah mereka ketemukan. Oxygen, misalnya, dipandang sebagai udara yang semua phlogiston-nya telah dialihkan. (Sebagaimana diketahui bahwa serpihan kayu lebih sempurna terbakar dalam oxygen ketimbang dalam udara; mungkin ini akibat udara lebih mudah menghisap phlogiston dari kayu yang terbaru). Jelas, kemajuan nyata di bidang kimia tidak bisa terjadi sebelum dasar-dasar utamanya dapat difahami.

Adapun Lavoisier yang berhasil dan menangani bagian-bagian yang menjadi teka-teki menjadi satu kesatuan yang dapat dibenarkan dan menemukan arah yang tepat dalam teori ilmu kimia. Pada tahap pertama, kata Lavoisier, teori phlogiston sepenuhnya meleset: tidak ada benda yang namanya phlogiston. Proses pembakaran terdiri dari kombinasi kimiawi tentang terbakarnya barang dengan oxygen. Kedua, air bukanlah barang elementer samasekali melainkan satu campuran antara oxygen dan hydrogen. Udara bukanlah juga substansi elementer melainkan terdiri terutama dari campuran dua jenis gas, oxygen dan nitrogen. Semua pernyataan ini kini tampak gamblang sekarang, tetapi belum bisa ditangkap baik oleh pendahulu-pendahulu Lavoisier maupun rekan sejamannya. Bahkan sesudah Lavoisier merumuskan teorinya dan mengajukan kepada kalangan ilmuwan, toh masih banyak juga pemuka-pemuka ahli kimia yang menolak gagasan teori ini. Tetapi, buku Lavoisier yang brilian Pokok-pokok Dasar Kimia (1789), begitu terang dan jernihnya mengedepankan hipotesa ini dan begitu meyakinkan serta mengungguli pendapat-pendapat lain, barulah ahli-ahli kimia angkatan lebih muda dengan cepat mempercayainya.

Seraya membuktikan bahwa air dan udara bukanlah unsur kimiawi, Lavoisier mencantumkan pula dalam bukunya daftar substansi benda-benda itu yang dianggapnya punya arti mendasar dan bersifat elementer meski daftarnya mengandung beberapa kekeliruan, daftar unsur kimiawi modern sekarang ini pada hakekatnya merupakan perluasan dari apa yang sudah disusun Lavoiser itu.

Lavoiser sudah menyusun skema pertama yang tersusun rapi tentang sistem kimiawi (bekerja sama dengan Berthollet, Fourcroi dan Guyton de Morveau). Dalam sistem Lavoisier (yang jadi dasar pegangan hingga sekarang) komposisi kimia dilukiskan dengan namanya. Untuk pertama kalinya penerimaan suatu sistem kimia yang seragam dijabarkan sehingga memungkinkan para ahli kimia di seluruh dunia dapat saling berhubungan satu sama lain dalam hal penemuan-penemuan mereka.

Lavoisier merupakan orang pertama yang dengan gamblang mengemukakan prinsip-prinsip penyimpanan jumlah reaksi benda kimia tanpa bentuk tertentu: yakni reaksi dapat mengatur kembali elemen yang benar dalam substansi semula tetapi tak ada hal yang terhancurkan dan pada akhir hasil berada dalam berat yang sama seperti komponen asal. Keyakinan Lovoisier tentang pentingnya kecermatan menimbang bahan kimiawi melibatkan reaksi yang mengubah ilmu kimia menjadi ilmu eksakta dan sekaligus menyiapkan jalan bagi banyak kemajuan-kemajuan di bidang kimia pada masa-masa sesudahnya.

Lavoisier juga memberi sumbangan dalam bidang penyelidikan geologi, dan menyumbangkan pula dalam bobot yang meyakinkan di bidang fisiologi. Dengan percobaan yang teramat hati-hati (bekerja sama dengan Laplace), dia mampu menunjukkan bahwa proses fisiologi mengenai keringatan atau bersimbah peluh adalah pada dasarnya sama dengan proses pembakaran lambat. Dengan kata lain, manusia dan bangsa binatang menimba energi mereka dari proses pembakaran organik yang perlahan dari dalam, dengan penggunaan oxygen dalam udara yang dihimpunnya. Penemuan ini saja –yang mungkin arti pentingnya setara dengan penemuan Harvey tentang peredaran darah– sudah cukup mendudukkan Lavoisier dalan daftar urutan buku ini. Tambahan pula, Lavoisier punya makna amat penting berkat formulasinya tentang teori kimia sebagai titik tolak tak tergoyahkan bagi sektor pengetahuan kimia pada jalur yang tepat. Dia umumnya dianggap sebagai “Pendiri ilmu kimia modern”, dan memang dia patut mendapat julukan itu.

“Daftar Periodik Unsur” modern yang dasarnya merupakan perluasan dari daftar LavoisierSeperti halnya beberapa tokoh yang tercantum dalam daftar urutan buku ini, Lavoisier justru belajar hukum di saat remajanya. Meski dia dapat gelar sarjana hukum dan diangkat dalam lingkungan ahli hukum namun tak sekali pun dia pernah mempraktekkan ilmunya, walau memang ada dia berkecimpung dalam dunia perkantoran administrasi Perancis dan pelayanan urusan masyarakat. Tetapi yang terutama dia giat di dalam Akademi Pengetahuan Kerajaan Perancis. Dia juga anggota Ferme Generale, suatu organisasi yang berkecimpung dalam dunia urusan pajak. Akibatnya, sesudah Revolusi Perancis 1789, pemerintahan revolusioner teramat mencurigainya.

Akhirnya dia ditangkap, berbarengan dengan dua puluh tujuh anggota Ferme Generale. Pengadilan revolusi mungkin tidak terlampau teliti, tetapi proses pemeriksaan berjalan cepat. Pada suatu hari tanggal 8 Mei 1794 kedua puluh tujuh orang itu diadili, dinyatakan bersalah dan dipenggal kepalanya dengan guillotine. Lavoisier dapat hidup terus dengan istrinya yang cerdas yang senantiasa membantunya dalam kerja penyelidikan.

Pada saat pengadilan, ada permintaan agar kasus Lavoisier dipisahkan, seraya mengedepankan sejumlah pengabdian yang sudah dilakukannya untuk masyarakat dan ilmu pengetahuan. Hakim menolak permintaan dengan komentar ringkas “Republik tak butuh orang-orang genius.” Ahli matematika besar Langrange dengan ketus dan tepat membela temannya: “Memang diperlukan waktu sekejap untuk memenggal sebuah kepala, tetapi tak cukup waktu seratus tahun untuk menempatkan kepala macam itu pada posisinya semula.”

Jumat, 06 November 2009

SEKS ITU INDAH, TAPI.......

Aku nyaris terjerumus ke dalam tiap malapetaka di tengah -tengah jemaah dan perkumpulan. (Amsal 5:14)

Perkataan di atas adalah pengakuan seorang muda yang menyadari dirinya terperosok ke dalam kehancuran hanya karena tidak mampu mengendalikan nafsu atau hasrat seksualnya. Si pemuda tadinya membenci nasihat dan teguran guru-gurunya yang mengajarkannya menghayati hidup benar, baik dan bertanggungjawab. Dulu dia tak menganggap penting integritas dan moralitas, dan hanya menuruti nafsu seksnya yang bergelora hebat. Apakah akibatnya? Hidupnya hancur berantakan.

Seks adalah anugerah Tuhan. Sebab itu hasrat atau nafsu seks itu juga baik dan indah. (ingat: tak ada satu pun ciptaan Tuhan yang jahat atau kotor!). Selanjutnya berhubung seks adalah pemberian Tuhan maka seks itu tentu harus disyukuri, diterima, dan dijaga baik-baik sesuai dengan tujuan Tuhan memberikannya.

Apakah rupanya tujuan Tuhan memberikan seks kepada kita? Yaitu untuk melengkapi sukacita, cinta dan kesetiaan pernikahan. Sebab itu kita harus berhati-hati dan waspada, agar tidak mereduksi, menyelewengkan atau memanipulasi seks untuk sesuatu yang berbeda atau bertentangan dengan tujuan Tuhan. Contoh: memuaskan diri sendiri, memperalat dan menjadikan tubuh orang lain sekedar objek, menguasai dan menjajah, menarik keuntungan ekonomis, atau melakukan kekerasan dan lain-lain.

Kita hidup di suatu masyarakat moderen dimana seks tidak lagi dianggap tabu atau pantang dibicarakan terbuka. Itu baik. Namun kita juga hidup di masyarakat dimana seks telah dikomersialkan sedemikian hebat, direduksi menjadi sekedar mesin pemuas hasrat, dan yang lebih parah ingin dicabut dari sukacita, cinta dan kesetiaan pernikahan, supaya bisa dilakukan “kapan saja, dimana saja, dan dengan siapa saja”. Itu masalah besar. Firman hari ini mengingatkan kita agar disiplin, taat, dan menguasai diri juga di bidang seks. Terutama: menyikapi seks sebagaimana maksud dan tujuan Tuhan memberikannya. Jika tidak, kita akan bernasib sama dengan si orang muda di kitab Amsal yang baru sadar dan menyesal setelah tubuh dan jiwanya rusak dan hartanya binasa.

Doa:
Ya Allah, kami bersyukur sebab Engkau menciptakan kami bertubuh dan berjiwa. Terima kasih sebab Engkau menganugerahi kami seksualitas dan kesehatan reproduksi. Desaklah dan mampukanlah kami menghayati dan mengendalikan seks sesuai kehendakMu. Tolonglah kami, ya Allah agar kami sungguh-sungguh membangun hidup taat, berdisiplin dan menguasai diri, agar kami senantiasa dapat mengendalikan hasrat seksual kami, tidak merusak diri kami sendiri terlebih orang lain. Jadikanlah kami anak-anakMu yang setia dan dapat dipercaya dalam kata, waktu, tugas, uang dan juga cinta dan seks. Demi Kristus. AMIN.

Kekerasan itu efisien, tetapi…

Orang yang menggunakan kekerasan menyesatkan sesamanya, dan membawa dia di jalan yang tidak baik. (Amsal 16:29a)

Apa hendak dikata, kita sedang hidup di negeri yang telah “kehilangan” hukum, dimana manusia-manusia benar-benar tampak aslinya: egoistik dan tak sabar dan mudah sekali tergoda melakukan kekerasan untuk menyelesaikan masalah. Lihatlah apa yang selalu terjadi di jalan raya bila ada dua kenderaan bersenggolan. Alih-alih mengharap petugas datang memeriksa dan menyelesaikan masalah berdasar hukum dan keadilan, para pengguna jalan justru memilih adu mulut, saling gertak, melemahkan nyali “lawan” dan kalau perlu langsung memukul. Tentu kita belum lupa (mungkin tak pernah lupa) bagaimana kekerasan justru telah dijadikan “adat” dan “aturan” di suatu kampus yang mendidik calon pelayan masyarakat dan pegawai negara. Sementara itu anak-anak kita yang masih kecil saban siang hari disuguhi siaran kekerasan di televisi justru pada saat orangtuanya sedang bekerja di kantor. Dan hampir setiap hari kita mendengar atau melihat kekerasan dilakukan atas nama ketertiban, agama, suku atau sekadar pelampiasan nafsu. Semua itu mungkin gambaran sesungguhnya dari masyarakat, keluarga-keluarga dan komunitas agama kita yang sedang sakit lahir dan batin.

Firman hari ini mengingatkan kita bahwa kekerasan, sekalipun tampaknya efektif dan efisien menyelesaikan masalah, sebenarnya menyesatkan dan berakibat buruk. Mengapa? Sebab kekerasan menghalangi kemanusiaan kita bertumbuh dan berkembang. Anak yang selalu diancam dan dikerasi orangtuanya mungkin patuh dan tertib, namun tidak mampu mengekspresikan seluruh kemampuannya. Istri yang selalu dipukul suaminya mungkin secara fisik tampak sehat, namun jiwanya menderita dan rusak. Murid yang dibesarkan dengan celaan dan hinaan potensial menjadi pencela dan penghina sesamanya. Bahkan penjahat yang dikerasi sewenang-wenang bukannya bertobat namun semakin bengis dan jahat. Dengan kata lain kekerasan hanya akan melahirkan kekerasan. Bukan hanya itu. Kekerasan itu berakibat buruk bagi korban maupun pelakunya. Lantas untuk apa?

Namun pertanyaan belum selesai: apakah saudara hari ini juga mau belajar menyelesaikan masalah tanpa menggunakan kekerasan, baik dalam tindakan maupun kata-kata? Terutama ketika letih, kecewa atau marah besar apakah saudara dan saya mampu tidak tergoda menggunakan kekerasan untuk mewujudkan kehendak?

Doa:
Ya Kristus, Engkau tidak menyukai kekerasan. Engkau memilih jalan-jalan damai dan bahkan pengorbanan untuk mewujudkan rencana dan cita-citaMu. Biarlah keteguhan hatiMu kepada damai, kerelaanMu menderita kehidupan demi orang lain, dan kebebasanMu memilih jalan salib, menginspirasi dan memotivasi kami di tengah-tengah dunia yang penuh dengan kekerasan, ancaman dan permusuhan ini. Karuniakanlah hati kami dengan damaiMu yang tidak terkalahkan itu. Amin.