Rabu, 11 November 2009

TOTAL QUALITY MANAGEMENT


ToTAL QUALITY MANAGEMENT adalah suatu sistem yang tersusun untuk memanage mutu barang, proses-proses, dan sumber daya dari suatu organisasi untuk mencukupi pelanggan-pelanggan nya yang internal dan eksternal, seperti juga para penyalurnya. Tujuan utamanya didukung (jika bukan yang progresif) kepuasan pelanggan melalui kemajuan berkelanjutan, yang tercapai oleh metoda-metoda yang sistematis untuk memecahkan masalah, prestasi terobosan, dan makanan atau minuman bergizi dari hasil-hasil yang baik (standardisasi).

Tidak ada patokan atau prosedur garis sulit (keras untuk menerapkan TQM). Setiap perusahaan dapat mempraktekkan TQM di suatu cara yang melihat terbaik untuk organisasi nya. Bagaimanapun, suatu program TQM perusahaan harus selalu adalah tersusun dan secara internal menstandardisasi, yaitu., setiap orang di dalam satu organisasi harus mempraktekkan TQM di dalam cara yang tersusun yang terpasang permanen oleh manajemen.

Kebanyakan perusahaan hari ini sudah pilih untuk mengadopsi suatu program TQM yang dipolakan setelah satu model TQM telah mendirikan, eg., Deming Application Prize, Malcolm Baldrige Criteria untuk Performance Excellence, ISO Series dari Standards, dll.

TQM bisa diperlakukan sebagai suatu koleksi prinsip-prinsip dan proses-proses yang telah efektif yang terbukti di dalam manajemen mutu bisnis dari waktu ke waktu. Itu kembali ke pengajaran Drucker, Juran, Deming, Ishikawa, dll, yang masing-masing sudah belajar dan mengembangkan gagasan-gagasan untuk meningkatkan manajemen organisatoris.

Suatu model yang sangat sederhana dari TQM terdiri dari langkah-langkah yang berikut:
1) Perusahaan meninjau ulang kebutuhan tentangnya pelanggan-pelanggan dan jika ini sedang dikirimkan oleh perusahaan;
2) Perusahaan merencanakan aktivitas perlu (kedua-duanya aktivitas jangka panjang dan yang sehari-hari) untuk temu kebutuhan pelanggan ini;
3) Perusahaan menetapkan dan menstabilkan proses-proses yang diperlukan untuk kirim produk-produk dan jasa yang diperlukan oleh pelanggan;
4) Perusahaan menerapkan sistem untuk lebih lanjut memperbaiki proses-proses nya, produk-produk, dan jasa.
Catat bahwa Steps 1-4 di atas melembagakan suatu siklus, dan bisa iterated dengan tak terbatas untuk kemajuan berkelanjutan.

SIKLUS SDCA

Standardize-Do-Check-Act (SDCA) siklus adalah suatu model yang populer untuk menetapkan dan menstabilkan suatu proses. Suatu proses perlu untuk distabilkan melalui standardisasi kepada untuk membuatnya makin terukur, yang dapat diprediksi, dan dapat diawasi. Perbaikan-perbaikan tidak bisa dan harus tidak dibuat ke(pada suatu proses kecuali jika itu kukuh stabil.

Karena nama menandai (adanya), itu mempunyai 4 langkah-langkah yang terpisah; jelas:
1) Standardisasi, yang mengacu pada definisi dan dokumentasi prosedur operasi, persyaratan-persyaratan proses, dan spesifikasi proses lain untuk memastikan bahwa proses itu adalah selalu dieksekusi di suatu patokan dan cara dapat diulang;
2) Melakukan, yang mengacu pada conformance kepada patokan-patokan yang digambarkan;
3) Pemeriksaan, yang adalah tindakan pembuktian jika conformance ke patokan mengakibatkan stabilitas proses (proses tinggi Cpk); dan
4) Tindakan, yang adalah tanggapan sesuai dengan mengamati barang kepunyaan dari patokan.

Pada Langkah ke 4, jika proses sudah menjadi yang stabil dengan implementasisebagai patokan, lalu patokan permanen yang dibuat dan bahkan disebarkan dengan lebih luas. Jika barang kepunyaan di stabilitas proses bersifat negatif atau bahkan sepele, siklus itu diulangi dengan suatu spesifikasi yang standar yang berbeda.

SIKLUS PDCA

Plan-Do-Check-Act (PDCA) siklus, juga yang dikenal sebagai Shewhart Cycle atau Deming Cycle, adalah suatu model yang populer untuk kemajuan berkelanjutan. Seperti nama menandai (adanya), itu terdiri dari 4 langkah-langkah yang terpisah; jelas:
1) Perencanaan, yang mengacu pada tindakan mengidentifikasi peluang untuk perbaikan dan mengidentifikasi jalan?cara meraih perbaikan-perbaikan ini; 2)melakukan, yang mengacu pada implementasi yang nyata tindakan-tindakan yang diperlukan untuk mempengaruhi berubah;
3) Pemeriksaan, yang mengacu pada tindakan pembuktian apakah perubahan-perubahan yang diterapkan yang diakibatkan perbaikan-perbaikan yang diinginkan; dan
4) Tindakan, yang adalah apa yang nya sebagai jawaban atas barang kepunyaan dingamati.

Pada Langkah ke 4, Jika telah dilakukan perbaikan-perbaikan yang diinginkan, lalu tindakan-tindakan diterapkan dibuat secara permanen dan bahkan disebarkan lebih luas. Jika barang kepunyaan itu bersifat negatif atau bahkan sepele, siklus itu diulangi dengan suatu rencana kegiatan yang berbeda.

Prinsip-prinsip dari TQM

1) Mutu dapat dan harus diatur.
2) Setiap orang mempunyai suatu pelanggan untuk menggembirakan.
3) Proses-proses, bukan orang-orang, adalah masalah.
4) Setiap karyawan bertanggung jawab atas mutu.
5) Permasalahan harus dicegah, tidak hanya ditetapkan?diperbaiki.
6) Mutu yang harus di/terukur dengan demikian hal tersebut dapat terkendali.
7) Perbaikan-perbaikan mutu harus berkelanjutan.
8) Sasaran mutu yang harus didasarkan pada persyaratan-persyaratan pelanggan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar